PENYEBAB UMUM DALAM KEGAGALAN SISTEM INFORMASI YANG TERDIRI DALAM E-GOVERNMENT
Sistem Informasi (SI) adalah
kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan
teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang
sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada
interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK),
tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis.
Tujuan dari sistem informasi adalah
menghasilkan informasi. Sistem informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk
yang berguna bagi para pemakainya. Data yang diolah saja tidak cukup dapat
dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat berguna, maka informasi harus
didukung oleh tiga pilar sebagai berikut: tepat kepada orangnya atau relevan (relevance), tepat waktu (timeliness),
dan tepat nilainya atau akurat (accurate). Keluaran yang tidak didukung
oleh tiga pilar ini tidak dapat dikatakan sebagai informasi yang berguna,
tetapi merupakan sampah (garbage).
Pengembangan sistem informasi
memerlukan suatu perencanaan yang baik, implementasi yang baik, dan umpan balik
yang akurat untuk menghindari adanya kegagalan dari pengembangan sistem
tersebut sehingga mengakibatkan adanya penolakan dari para pengguna sistem
informasi tersebut.
Didalam mengukur tingkat
keberhasilan dari penerapan sistem informasi, maka perusahaan harus melakukan
evaluasi yang sistematis atas penerapannya. Dari evaluasi yang dilakukan tersebut,
akan dapat ketahui tingkat kesesuaian pencapaian tujuan yang diharapkan dengan
rencana perusahaan menerapkan sistem informasi tersebut dan juga dapat
mengantisipasi penyebab terjadinya kegagalan pada saat penerapannya.
Faktor-Faktor Penentu dalam Penerapan Sistem Informasi
Kegagalan dan kesuksesan dari
penerapan suatu sistem informasi bukan hanya pada bagian-bagiannya saja, tetapi
pada keseluruhan sistem informasi tersebut yang digunakan sebagaimana yang
diharapkan pada saat perencanaannya. Seringkali ditemukan penerapan sistem
informasi, terutama yang berbasis IT di suatu perusahaan mengalami kegagalan
dikarenakan permasalahan teknis maupun non-teknis. Terdapat tiga hal mendasar
yang berpengaruh dalam penerapan teknologi informasi di suatu perusahaan, yaitu
:
a. Tenaga, waktu dan nilai investasi yang dikeluarkan untuk
pengembangan sistem informasi (teknologi informasi) tersebut lebih besar
dibandingkan dengan manfaat yang diterima perusahaan dari sistem informasi
tersebut.
b. Tahapan pengembangan sistem informasi (teknologi informasi)
yang harus diperhatikan perusahaan demi kesuksesannya yaitu :
• Tahap Visi, dalam tahap ini perusahaan dituntut untuk
dapat merumuskan secara jelas dari tujuan implementasi sistem informasi bagi
perusahaan.
• Tahap Investasi, pada tahapan ini perusahaan dituntut untuk
mengalokasikan dana khusus terkait pengembangan sistem informasi tersebut yang
dipisahkan atau tidak bercampur dengan kegiatan investasi lainnya.
• Tahap pengembangan/pengolahan, dalam tahapan ini
perusahaan melakukan kegiatan monitoring dan melakukan perbaikan yang
dibutuhkan atas implementasi sistem informasi perusahaan tersebut.
• Tahap pemanfaatan, perusahaan menerima manfaat atau keuntungan
dari penerapan sistem informasi tersebut sesuai atau lebih besar dari manfaat
yang telah diharapkan oleh perusahaan.
c. Menurunnya nilai dari investasi yang telah dikeluarkan
tersebut dikarenakan sangat rendahnya pemahaman para eksekutif perusahaan
terhadap sistem informasi yang dibangun, keterbatasan dana untuk
pengembangannya, minimnya jumlah tenaga ahli yang dimiliki oleh perusahaan,
kurangnya dukungan infrastruktur sehingga menyebabkan meningkatnya marginal
cost dibandingkan dengan marginal revenue yang diterima.
Faktor Kesuksesan Sistem Informasi
Kehadiran sistem teknologi informasi akan memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya pada organisasi namun pengaruh tersebut meluas hingga proses bisnis dan transaksi organisasi.
Laudon dan Laudon (2000) menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem informasi. Variabel-variabel tersebut adalah :
Kehadiran sistem teknologi informasi akan memberikan begitu banyak pengaruh terhadap sebuah organisasi, bukan hanya pada organisasi namun pengaruh tersebut meluas hingga proses bisnis dan transaksi organisasi.
Laudon dan Laudon (2000) menentukan 5 variabel untuk mengukur kesuksesan sistem informasi. Variabel-variabel tersebut adalah :
-Tingkat penggunaan yang tinggi (high
level of system use),
-Kepuasan pengguna terhadap sistem
(user satisfaction on system),
-Sikap yang positif (favorable
attitude) pengguna terhadap sistem tersebut,
-Tercapainya tujuan sistem informasi
(achieved objectives ),
-Imbal balik keuangan (financial
payoff).
Faktor-faktor kesuksesan sistem informasi
tersebut, yaitu :
-Variabel Kualitas Sistem (System
Quality)
Fokusnya adalah performa dari sistem,
yang merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan
pengguna (DeLone dan McLean, 1992).
-Variabel Kualitas Informasi
(Information Quality)
Information Quality merujuk pada
output dari sistem informasi, menyangkut nilai, manfaat, relevansi, dan urgensi
dari informasi yang dihasilkan (Pitt dan Watson, 1997).
-Variabel Intensistas Penggunaan
Sistem Informasi
Intensitas penggunaan informasi
mengacu pada seberapa sering pengguna memakai sistem informasi.
-Variabel User Satisfaction
Kepusasan Pengguna sistem (User
satisfaction) merupakan respon dan umpan balik yang dimunculkan pengguna
setelah memakai sistem informasi.
-Variabel Individual Impact
Individual impact merupakan pengaruh
keberadaan dan pemakaian sistem informasi terhadap kualitas kinerja pengguna
secara individual termasuk di dalamnya produktivitas, efisiensi dan efektivitas
kinerja.
Faktor Kegagalan Sistem Informasi
Dalam proses pelaksanaan proyek sistem informasi terdapat kemungkinan kegagalan pada suatu sistem informasi. Menurut Laudon (2007), Tingkat resiko kegagalan tergantung dari :
Faktor Kegagalan Sistem Informasi
Dalam proses pelaksanaan proyek sistem informasi terdapat kemungkinan kegagalan pada suatu sistem informasi. Menurut Laudon (2007), Tingkat resiko kegagalan tergantung dari :
-Ukuran proyek, dimana semakin besar
ukuran proyek yang menggunakan biaya, waktu, organisai dan jumlah staff, maka
resiko kegagalan proyek semakin besar.
-Struktur proyek dengan adanya
struktur proyek yang baik dengan kebutuhan yang jelas dan tegas akan mengurangi
risiko kegagalan proyek.
-Pengalaman dengan teknologi, dengan
kekurang-ahlian dan kurang pengalaman anggota proyek dalam menggunakan
teknologi maka resiko kegagalan proyek akan meningkat.
beberapa penyebab kegagalan penerapan
SI yaitu :
-Rendahnya komitmen manajemen dan
kesiapan sebelum implementasi.
-Kegagalan pelaksanaan proyek.
-Overbudget.
-Molornya waktu pelaksanaan.
-Kualitas proyek yang tidak sesuai
harapan.
-Resistensi saat implementasi.
Peran Pemimpin E Government
Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government, untuk menerapkan konsep-konsep digitalisasi pada sector public, ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-masing elemen sukses tersebut adalah :
Menurut hasil kajian dan riset dari Harvard JFK School of Government, untuk menerapkan konsep-konsep digitalisasi pada sector public, ada tiga elemen sukses yang harus dimiliki dan diperhatikan sungguh-sungguh. Masing-masing elemen sukses tersebut adalah :
1. Support
Seperti yang kita tahu, arti dari kata support sendiri adalah dukungan. Hal terpenting dalam hal dukungan adalah unsur pimpinan. Pimpinan harus memiliki political will untuk mengembangkan e-government, karena hal ini akan menyangkut seluruh proses dari e-government. Artinya, pemimpin tidak saja harus pintar dalam hal pneyusunan konsep, tetapi harus juga menjadi motivator ulung pada fase pelaksanaannya (action). Tanpa adanya unsur political will, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus.
Seperti yang kita tahu, arti dari kata support sendiri adalah dukungan. Hal terpenting dalam hal dukungan adalah unsur pimpinan. Pimpinan harus memiliki political will untuk mengembangkan e-government, karena hal ini akan menyangkut seluruh proses dari e-government. Artinya, pemimpin tidak saja harus pintar dalam hal pneyusunan konsep, tetapi harus juga menjadi motivator ulung pada fase pelaksanaannya (action). Tanpa adanya unsur political will, mustahil berbagai inisiatif pembangunan dan pengembangan e-Government dapat berjalan dengan mulus.
2. Capacity
Capacity (kemampuan), yaitu keberdayaan pemerintah setempat dalam mewujudkan “impian” e-Government menjadi kenyataan. Terdapat tiga hal penting yang harus dimiliki pemerintah sehubungan dengan elemen ini, yaitu :
Ketersediaan sumberdaya yang cukup
untuk melaksanakan berbagai inisiatif e-Government.
Ketersediaan infrastruktur teknologi
informasi yang memadai.
Ketersediaan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi dan keahlian.
3. Value.
Value (Nilai) merupakan manfaat yang secara signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat atau pihak lain dengan adanya penerapan e-Government. Salah dalam mengerti kebutuhan masyarakat, justru akan menjadi boomerang bagi pemerintah yang berdampak pada sulitnya penerapan usaha pengembangan konsep e-Government.
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf jaringan e-Government yang akan menjadi kunci sukses penjamin keberhasilan.
Value (Nilai) merupakan manfaat yang secara signifikan dapat dirasakan oleh masyarakat atau pihak lain dengan adanya penerapan e-Government. Salah dalam mengerti kebutuhan masyarakat, justru akan menjadi boomerang bagi pemerintah yang berdampak pada sulitnya penerapan usaha pengembangan konsep e-Government.
Perpaduan antara ketiga elemen terpenting di atas akan membentuk sebuah nexus atau pusat syaraf jaringan e-Government yang akan menjadi kunci sukses penjamin keberhasilan.
Penyebab-penyebab kegagalan
dalam penerapan sistem informasi perusahaan diantaranya :
- Kurangnya dukungan dari pihak
eksekutif atau manajemen.
- Kurangnya keterlibatan atau
input dari end user (pemakai akhir).
- Tidak adanya perencanaan yang
memadai.
Sedangkan sistem informasi pada
pemerintahan,seorang pemimpin harus berperan dalam menerapkan e-government
dengan menyusun strategi secara matang dan berkualitas,dan dengan adanya
kesadaran dari pemimpin,serta pemimpin yang ditunjang dengan ilmu pengetahuan
dan skill maka e-government dapat terealisasi sebagaimana mestinya.
Sumber:
http://riza46e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2013/12/23/faktor-kesuksesan-dan-kegagalan-sistem-informasi/
Komentar
Posting Komentar